Engineering Manager ngapain aja sih? [EM Series]

Daily life of… an Engineering Manager. Tulisan ini mencoba sharing keseharian seorang Engineering Manager, apa aja yang dilakukan -case study: saya sendiri + baca2 dari referensi 😁-

Djiwandou Putro
8 min readOct 21, 2020
Photo by Austin Distel on Unsplash, menurut saya foto ini bagus banget buat nunjukin kegiatan sehari-hari seorang Engineering Manager, yaitu ngobrol dan berinteraksi, ada banyak sebetulnya kegiatan yang lain cek dibawah yaa 😁 👇

Intro.

Bekerja dan berkarya sebagai seorang Engineering Manager (EM) merupakan hal yang challenging buat saya sendiri dan mungkin juga teman-teman yang sedang dalam posisi yang sama.

Menjadi EM menurut saya seharusnya bukan selalu menjadi tujuan utama kalian dalam level jenjang karir (misal: dulunya programmer terus harus naik jadi EM) -case nya tidak selalu seperti ini ya- 😅 Menurut saya lagi, EM itu merupakan karir dan passion yang berbeda (beda skill set, beda to do list, beda reading list, dll.) dibandingkan seorang Individual Contributor (IC) apapun levelnya bisa junior ataupun senior software engineer.

Terus, sehari-hari seorang EM kerjanya apa aja, berikut bahan diskusi berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil baca-baca artikel referensi utama -semua quote di tulisan ini diambil dari artikel Pak Ray Moukaddem 🙏 👏 thanks a lot for the eye-opener thoughts, hereby I’d like to spread those messages using Bahasa Indonesia language.

1. Memecahkan Masalah (Problem-Solving) 🙌

Pekerjaan yang dilakukan para EM adalah memecahkan masalah, dalam sehari bisa jadi 1 atau lebih masalah kompleks yang butuh di-pecah-kan ⚒

Contohnya:

  • Ada masalah performa di server, sering down, out of memory, etc.
  • Ada masalah hubungan profesional antar tim yang berbeda, salah satu menganggap yang lain tidak/kurang perform, dll.
  • Ada masalah akses ke server dibatasi oleh CORS.

Problems are just puzzles waiting to be solved

Ini tugas EM juga, karena kita suka main puzzle 😀 (baca: memecahkan masalah), salah satu caranya ya breakdown isunya menjadi lebih kecil dan di solve satu persatu / sedikit2. 💪

2. Menjadi Perute (Router) 🚥

Tugas harian EM selanjutnya yaitu menjadi router untuk membantu ‘mengirimkan paket’ ke orang/tim yang tepat. Kalau istilahnya Pak Ray disebut Traffic Director -Pengatur Lalu Lintas-. 😅 cocok juga sih Pak, menurut saya ✌️

Contohnya:

  • Ada pertanyaan tentang bagaimana spesifikasi fitur/produk seharusnya → bantu redirect ke tim product.
  • Tim frontend membutuhkan support endpoint tertentu dalam pengerjaan tasknya → bantu meminta dukungan ke tim backend -sambil dijelasin urgensi & prioritasnya-
  • Tim QA website butuh penjelasan definition of done → bantu redirect ke tim lain yang sudah implementasi fitur itu terlebih dahulu.

If we cannot answer the questions, we try to know who to redirect them to

Sebagai EM, salah satu peran kita adalah menjadi penghancur blocker, termasuk menjadi perute ini artinya membantu memperlancar pekerjaan semua orang di tim kita dan tim lain juga. 💪

3. Eskalasi (Escalations) ⏫

Artinya, EM membantu untuk memfokuskan perhatian kepada isu yang memang butuh fokus lebih untuk diselesaikan (lebih urgent, lebih prioritas, lebih critical, dll)

Contohnya:

  • Terdapat isu kolaborasi dengan orang yang sulit diatur → bantu sebagai penengah/fasilitator dan eskalasi ke Lead/Higher Management jika dirasa isu itu sudah critical.
  • Isu konversi image dari *.heic ke *.png perlu diangkat lagi keatas karena ternyata masih kejadian di production.
  • Pemanfaatan fitur Autoscale di AWS masih belum bener, harus diperbaiki dan diimprove lagi terutama untuk server production.

A lot of the time, it means that the issue needs more attention to be resolved

Disini EM bisa bertindak sebagai penengah untuk membantu semua pihak memahami posisi permasalahannya (biasanya masalah komunikasi dan beda pemahaman 😅) ujungnya bisa membantu menentukan mana isu yang lebih diutamakan untuk diselesaikan bersama-sama 💪

4. Baper (The weight of feelings) 😌

EM juga manusia, kadang sebagai EM kita diharuskan bekerja melalui perasaan, misal: pada waktu 1-on-1 ada sesi curhat sedih, dll. Walaupun kita berusaha tidak kelihatan ‘capek’ dan baper tapi yaaa… masih sering kejadian di kasus saya.

Contohnya: (kebanyakan sih, terjadi di sesi 1-on-1)

  • Berusaha memberi solusi atau minimal saran se-objektif mungkin untuk berbagai curhat-an yang dihadapi ketika sesi 1-on-1.
  • Menjelaskan isu teknis yang susah dipahami ke orang non-teknis, sambil berusaha setenang mungkin agar tidak meledak. 👼
  • Memberi feedback dan improvement tidak hanya dari sisi personal, tapi tetap melihat dari sisi perusahaan dan organisasi/tim secara keseluruhan.

It is our role to learn to work with those emotions and not let the weight drag us down

EM bukan robot, kadang kita juga kebagian baper-nya, tapi disitu peran dan takdir kita untuk tetap bekerja dengan hati ❤️

5. Meetings (pake ‘s’) 📆

Karena EM (dan siapapun) bukan superman, dan SID said Superman is Dead 😁 makanya kita perlu meeting, tapi kadang terlalu banyak meeting juga tidak baik karena task lainnya bisa terabaikan.

Contohnya:

  • Sprint planning, sprint retrospective dan meeting lain yang memang sudah menjadi bagian dari regular meetings.
  • Meeting dadakan untuk membahas isu urgent bugs production.
  • 1-on-1 dan meeting lain yang penting namun kadang tidak terlalu urgent.

Getting better at calendar management is a crucial skill

Meeting diperlukan untuk koordinasi dan kelancaran pekerjaan, ada beberapa teknik yang bisa diterapkan oleh EM untuk membuat meeting lebih efektif, salah satunya ada ini science of meeting 💪

6. Berganti Fokus (Context Switching) 🎭

Ini mirip yang baper tadi, tapi disini ada tuntutan lain untuk seorang EM agar dapat mengubah (dan membagi bola -baca: fokus-) ke beberapa isu sekaligus.

Contohnya:

  • Balas chat tentang isu A, setelah itu balas comment di JIRA tentang isu B.
  • Menjawab pertanyaan seputar isu optimasi performa server, sambil break down task untuk sprint selanjutnya.
  • Deploy assets ke server assets di production sambil nulis artikel ini. 😅

We are always a little paranoid that one of the balls will be dropped

Peralihan dari IC ke EM, mungkin lebih terlihat dari task yang dulu sedikit di level IC, tapi memerlukan waktu pengerjaan yang lebih lama dan deep focus, menjadi lebih banyak task yang kecil-kecil dan waktu pengerjaan yang ‘singkat’ di level EM. 🙏

7. Me-manage Tekanan (Managing Stress) 😵

Sebagai EM kamu sehari-hari bakal berurusan dengan hal yang berpotensi membuat tertekan -baca: stres-

Contohnya:

  • Kekuatiran akan hasil 1-on-1 apakah sudah memberi respon yang tepat, apakah ada anggota tim yang akan resign tapi tidak memberi update, dll.
  • Deg-degan kalau tim tidak mencapai target di sprint ini dan memikirkan improvements apa yang bisa diterapkan di sprint berikutnya.
  • Ekspektasi dari pihak higher management yang terlampau tinggi untuk kestabilan aplikasi dan website, sementara dari arsitektur dan code quality parameter masih banyak yang terabaikan. 😓

Part of our day is working on stress factors, but we will find our way to deal with it (somehow)

Pekerjaan kita sehari-hari menuntut untuk berhadapan dengan potensi stres, tapi kita juga bisa menemukan cara sendiri untuk menurunkan level tekanan dan mengatasinya. 💪

8. Menjalankan Roda Gigi (Keeping the cogs running) ⚙️

EM pun adalah bagian terkecil dari sebuah organisasi -baca: sistem- menjalankan roda agar terus ‘berputar’ pun tugas EM 🗞

Contohnya:

  • Menjadi mentor untuk proses onboarding engineer/EM junior yang baru bergabung ke tim (menurut saya, ini relatif rutin dan butuh waktu agak lama, sekitar 1–2 bulan apalagi untuk tim high-growth).
  • Memotivasi tim dan membantu mengurangi hambatan di pekerjaan (removing blockers)
  • Pekerjaan rutin seperti membuat daily to do list, weekly report, administrasi, dll.

Sometimes it feels like all you do is keep the lights on

Menjalankan kegiatan rutin dan membuat tim terus bekerja dengan semangat juga pekerjaan EM, walaupun kadang hasilnya tidak terlalu terlihat, tetap semangat ya 💪

9. Mempengaruhi Orang Lain (Influencing people) 🗣

Kadang -baca: sering- pekerjaan sebagai EM menuntut kemampuan ber-’negosiasi’ juga, karena tidak selalu yang kita inginkan akan dengan mudah dikabulkan -kecuali oleh doraemon ya 😝-

Contohnya:

  • Negosiasi untuk fitur harga diskon akan di-handle oleh tim frontend website, karena response API dari backend tidak sebaiknya dibedakan khusus website saja.
  • Bernegosiasi menggunakan data-metriks ketika berbicara dengan tim product. Misal ketika ingin prioritas implementasi fitur login dengan sosmed maka data active users yang login menggunakan email/gmail bisa ditampilkan.
  • Negosiasi prioritas dengan tim digital marketing untuk implementasi dynamic sitemap, karena skilled resource -baca: frontend dev- sedang mengerjakan task lain yang lebih urgent.

We change our tone, our speed and depth of the conversation. We use data or vision boards, depending on the audience.

Untuk mempengaruhi orang lain, kita perlu memperhatikan banyak hal, kadang ada yang suka dengan data dan diagram2. Ada juga yang lebih sreg dengan penjelasan lisan, tapi kita sebagai EM tetap perlu belajar untuk ‘menyamakan frekuensi’ dengan lawan bicara. 🔗

10. Berpikir tentang diri sendiri (Thinking about your own …) 🤔

Sebagai EM, kita dituntut untuk memikirkan banyaaak hal, bisa tentang tim, organisasi, rekan sekerja, product yang didevelop, bugs yang masih terjadi, rencana kedepan, dll. kadang kita jadi sibuk dan tidak ada waktu untuk memikirkan diri sendiri. 📩

Contohnya:

  • Berpikir tentang progress sebagai EM dan bagaimana cara mengukur kemajuan diri sendiri yang sudah dicapai.
  • Bersiap secara fisik dan mental untuk mencapai target besar dalam hidup, misal: international career as EM.
  • Membuat personal roadmap untuk bagaimana menjadi EM yang selalu lebih baik setiap saat.

Finding this time is difficult and usually takes a back seat to all the other things going on.

Disamping berbagai list pekerjaan yang berhubungan dengan orang, tim dan organisasi, seorang EM pun harus memikirkan diri sendiri, mau dibawa kemana, dan target-target besar kedepannya. 💪

➕ ➕

Tambahan beberapa poin ini dirangkum juga dari artikel referensi berikutnya + seperti biasa ada juga pengalaman pribadi.

11. Upgrade pengetahuan (Improve ourself) 📖

Termasuk pengetahuan di bidang teknis (coding, open-source contribution, cloud architecture, system design, design pattern, etc.) dan juga skill di bidang management (1-on-1, engineering metrics, effective meeting, dll.)

12. Memahami orang lain (Increase openness, empathy, communication, reading between the lines) 👐

Kalau di poin no.9 tadi lebih cara membuat orang lain memahami apa yang kita inginkan, di poin ini lebih ke memahami yang orang lain inginkan, caranya dengan mendengarkan, terbuka, memancing untuk memulai percakapan, ‘melihat’ body language, intonasi dan hal-hal kecil lainnya.

13. Menyampaikan pesan (Managing and messaging up, down and sideways) ✍️

Disini intinya lebih ke menyampaikan pesan dan informasi, kalau di poin no.2 konteksnya lebih ke mencari jawaban/memecahkan isu, tapi di poin ini lebih ke melihat lebih detail, menangkap informasi, melakukan filter, memilih untuk menyampaikan atau tidak menyampaikan informasi ke berbagai pihak di atas, di bawah maupun di sekitar. Misal: EM yang paling tahu performa ataupun masalah tim nya karena ada di garis depan, makanya metode dan cara penyampaian informasi ke pihak lain perlu dipikirin.

Outro.

Tulisan ini adalah catatan kecil untuk saya yang masih -selalu- belajar menjadi EM yang baik, kadang saya ingat quote ini (lupa detailnya, tapi intinya gini ya)

Kalau kamu pernah bertemu dengan manager yang tidak/kurang baik, itu artinya bertambah satu alasan kamu untuk menjadi manager yang baik nantinya

Akhirul kalam, Terima kasih sudah membaca dan semoga kita sama-sama bertambah baik dan semoga bermanfaat untuk semua, terutama buat catatan saya sendiri (suka lupa soalnya 😅).

Jika ada pertanyaan atau ingin sharing atau diskusi lebih lanjut tentang Engineering Management, membentuk tim teknologi, OKR, Startup, Tech, dll. bisa langsung kontak saya. 👇

Referensi

Contact me

Linkedin: Djiwandou Putro

github.com/djiwandou

djiwandou (+62 822 3091 7591) | djiwandou@gmail.com

--

--

Djiwandou Putro

Engineer, Technology Consultant, Scholarship Experts, Co-founder of rumahiot.id. Trying to be the most beneficial person by sharing my knowledge and expertise.